Cute Kawaii Hissy Fit Kaoani

Minggu, 18 Desember 2011

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TINANGGEA

,
BAB II
    KAJIAN TEORI

2.1 Paragraf
2.1.1 Pengertian Paragraf
    Paragraf menurut Soedjito (1991: 3) merupakan bagian-bagian paragraf yang terdiri dari kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan kesatuan pikiran.
    Di bidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat,  atau dengan kata lain merupakan kumpulan dari sejumlah kaliamat meskipun ada juga yang hanya terdiri dari satu kalimat atau satu kata, misalnya kalimat penutup pada surat yang sering hanya berupa kata terima kasih. Sejumlah kalimat itu kait-mengait sehingga membentuk suatu kesatuan. Di bidang makna, paragraf itu merupakan suatu informasi yang memiliki ide pokok sebagai pengendalinya (Ramlan, 1993: 3).
    Akhadiah, dkk (1993: 111) mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti perenungan buah pikiran dalam sebuah paragraf. Dalam paragraf terkandung unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Menurut Ramlan (1993: 1) Paragraf adalah bagian dari suatu paragraf atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Pengertian lain dikemukakan oleh Kosasih, dkk (2002: 239) yang mendefinisikan paragraf sebagai rangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk kesatuan pokok pembahasan.
2.1.2 Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan isinya, paragraf dibedakan menjadi.
1. Paragraf Narasi
Secara harfiah, paragraf naratif adalah paragraf yang bersifat atau berhubungan dengan karangan jenis narasi. Narasi adalah jenis karangan yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang. Oleh karena itu, paragraf naratif adalah paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang. (Bahasa Latin: narrare: menceritakan; bercerita; narration: penceritaan; narratives: bersifat penceritaan).
2. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskripsi (dari bahasa Latin: describere: membuat gambaran; descriptio: pemerian, pembeberan, penggambaran) adalah pargraf yang isinya menggambarkan keadaan sesuatu atau suasana tertentu, atau yang isinya membeberkan hal orang, benda, kaadaan, sifat, atau keadaan tertentu. Untuk memberikan gambaran tentang sesuatu, biasanya penulis merinci sesuatu itu secara lengkap dan cermat. Dengan membaca rincian yang lengkap dan cermat, pembaca memperoleh gambaran tentang keadaan atau sosok sesuatu.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraph yang menguraikan suatu kejadian sejelas-jelasnya agar pembaca mudah mengerti.
4. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumantatif (bahasa Latin: arguer: membuktikan, meyakinkan seseorang; argumentation: pembuktian) adalah paragraf yang isinya meyakinkan pembaca dengan mengemukakan bukti-bukti konkret atau fakta-fakta yang konkret. Dengan menyampaikan bukti-bukti atau fakta sesuatu yang yang dikemukakan, diharapkan pembaca meyakini pernyataan penulis.
5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi (bahsa Latin: persuadere: meyakinkan seseorang; membujuk; persuatio: peyakinan; bujukan) adalah pargraf yang isinya mempengaruhi atau membujuk pembacanya untuk mengikuti apa yang disarankan oleh penulisnya. Untuk mempengaruhi pembacanya, biasanya penulis tidak cukup dengan mengemukakan bukti-bukti yang meyakinkan, tetapi juga menyampaikan saran atau ajakan untuk melakukan sesuatu. Biasanya saran atau ajakan tersebut disampaikan pada akhir paragraf atau akhir karangan. Contoh yang nyata adalah paragraf dalam suatu iklan sesuatu. Adapun kata-kata yang digunakan untuk membujuk atau menyarankan antara lain jangan lewatkan kesempatan, jangan salah pilih, pilihan, gunakan, beli saja, dan sebagainya.
2.1.3    Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
1.    Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
2.    Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3.    Pargraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
2.1.4 Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan(1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
1.    Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama.Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama.Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
2.    Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama.Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
3.    Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf.Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama.Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok.Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
2.1.4 Pengertian Paragraf Eksposisi
    Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
    Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1981:3).
    Menurut Marahimin (2004:193) paragraf eksposisi adalah paragraf yang menyingkap sesuatu yang selama ini tertutup, terlindung, atau tersembunyi. Dalam hal ini yang disingkap dalam paragraf eksposisi adalah buah pikiran atau ide, pendapat yang akan diungkapkan, dengan demikian paragraf eksposisi biasanya menerangkan suatu yang berhubungan dengan proses atau prosedur suatu aktivitas. Pada saat menulis paragraf eksposisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mendaftarkan topik yang menarik untuk dikembangkan, menyusun kerangka paragraf untuk mengembangkan pokok pikiran.
    Dengan mencermati berbagai pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha memberikan informasi atau penjelasan pada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan sehingga menjadi luas dan mudah dipahami oleh pembaca. Salah satu bentuk paragraf eksposisi ialah menguraikan tentang suatu proses.
Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
Karangan eksposisi juga dapat ditulis berdasarkan fakta suatu peristiwa, misalnya, kejadian bencana alam, kecelakaan, atau sejenis liputan berita. Meskipun bentuk karangannya cenderung narasi, namun kita dapat membuatnya menjadi bentuk paparan dengan memusatkan uraian pada tahapan, atau cara kerja, misalnya cara menanggulangi penyebaran virus flu furung, atau evakuasi korban banjir.
2.1.5 Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
    Pargraf eksposisi mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu.
1.    Paragraf eksposisi berisi tentang pendapat, gagasan, atau keyakinan penulis terhadap suatu masalah bidang tertentu.
2.    Uraian pargraf eksposisi bersifat objektif, semata-mata hanya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa didasari maksud tertentu.
3.    Isi paragraf deskripsi diperjelas dengan fakta yang dilengkapi dengan angka, peta, grafik, statistik, gambar atau bagan sebagai ilustrasi.
4.    Menggali melalui analisis dan sintesis.
5.    Paragraf eksposisi diakhiri dengan penegasan, bukan ajakan atau permintaan dukungan.
2.1.6    Langkah-langkah Penulisan Paragraf Eksposisi
Dalam menulis pargraf eksposisi ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.    Menentukan tema,
2.    Menentukan tujuan karangan,
3.    Memilih data yang sesuai dengan tema, dan
4.    Membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan.


2.1.7    Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi di SMA Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Tinanggea ditemukan bahwa ternyata pembelajaran menulis paragraf eksposisi telah dipelajari di kelas X pada semester pertama. Pembelajaran menulis paragraf tersebut umumnya mengacu pada KTSP yang diterbitkan oleh Depdiknas. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi diajarkan secara khusus yang tergabung dengan pokok bahasan menulis paragraf naratif dan deskriptif.
Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada manulis paragraf eksposisi sebagai objek penelitian. Salah satu bahan pembelajaran bahasa Indonesia yang perlu dicermati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran menulis paragraf khususnya paragraf eksposisi. Pembelajaran paragraf dalam KTSP di kelas X SMA secara umum berbicara tentang siswa mampu manulis untuk mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif). Dari standar itu kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar yakni siswa dapat menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf eksposisi.

    Pembelajaran paragraf eksposisi di SMA 1 Negeri Tinanggea diajarkan di kelas X berdasarkan Kurukulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) yang memuat indikator sebagai berikut: (1) Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi  paragraf eksposisi, (2) Menyusun kerangka paragraf ekspositif, (3) Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi  paragraf ekspositif, (4) Mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif, (5) Menyunting paragraf ekspositif yang ditulis  teman. Pembelajaran paragraf di kelas X SMA Negeri 1 Tinanggea memuat materi pembelajaran sebagai berikut:  (1) Contoh paragraf   ekspositif, (2) Pola pengembangan paragraf ekspositif, (3) Contoh penggunaan kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif. Adapun alokasi waktunya yaitu 4x45 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, sebartik, DKK. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:   Erlangga.
Arikunto, suharsimi.2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, G. (1981). Eksposisi dan Narasi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Suriamiharja, agus, DKK. 1987. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta. : Depdikbut.
Soedjito, Mansur Hasan. 1991. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja     Rosdakarya.







0 komentar to “KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TINANGGEA”

Posting Komentar

 

Jurnal Eka Mustika Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates