Cute Kawaii Hissy Fit Kaoani

Minggu, 18 Desember 2011

TELAAH SAJAK “PERPISAHAN” KARYA DEA ANUGRAH

,
SAJAK PERPISAHAN
/1/
selamanya aku adalah angin bagi kau
dan kau selalu menjadi pipi bagi aku
begitukan pesan
aku pada kau sesaat yang lalu
waktu aku juga kau saling bersepunggung
saling beranjakpisah dengan
berurai airtawa

/2/
barangkali kelak
suatu waktu akan aku kirimkan
kau sekotak debu
sebab aku takkan pernah tahu
sampai kapan aku
bisa melindungi kau dari dua bola mata
kau dan empat bola mata
aku

(Pelabuhan Ratu, Agustus 2009) 

Puisi ini merupakan puisi lirik dan tak dapat kita “memaksakan” untuk melihat jumlah bait di sini. Meskipun demikian, puisi lirik ini sangat kaya dengan rima, baik rima awal, maupun rima akhir, karena kehadiran pengulangan. Larik ke-2 dan ke-12 diakhiri dengan “aku” dan larik ke-13,  ke-14, dank e-15 diakhiri dengan bunyi /a/ (“bola mata,” “bola mata”). Sementara itu rima awal ditemukan pada larik ke-10 dan ke-14 yaitu pada setiap awal kalimat “kau”. Pengulangan bunyi yang disebabkan oleh pengulangan kata ini dapat menimbulkan berbagai kesan, antara lain kesan adanya hal-hal yang monoton, dan dengan melihat konteksnya, saya pilih konotasi adanya “rutinitas”.
Marilah kita lihat sekarang susunan larik dan kalimatnya. Di sini hanya dapat ditemui lima belas larik yang tak sama panjangnya, karena larik yang ke-2, ke-7,  merupakan potongan kalimat dari larik sebelumnya. Pada sajak ini tak banyak tanda baca. Dalam puisi ini hadir tiga kalimat. Kalimat pertama terdapat pada larik pertama dan kedua. Kalimat kedua, mencakup larik ketiga hingga larik ketuju, dalam kalimat ini mengandung makna perpisahan yang dilakukan oleh dua insan. Kalimat yang ketiga mencakup larik kedelapan hingga larik kelimabelas, kalimat ini mencakup delapan larik.
Hasil analisis bentuk ini dapat membawa kita pada masalah makna: siapakah sebenarnya yang digambarkan dalam puisi ini? Apakah mereka “kau dan aku” adalah sepasang kekasih yang hendak mengakhri hubungan meraka atau “kau dan aku” adalah anak dan orang tua yang hendak berpisah karena anaknya yang hendak pergi merantau dan meninggalkan orang tuanya untuk kurun waktu yang sangat lama. Namun kemungkinan “kau dan aku” adalah pasangan kekasih yang akan berpisah. Ini dapat terlihat dari kosa kata yang mempunyai wilayah makna aku dank kau: berjumlah tigabelas kata, aku berjumlah enam kata sedangkan kau berjumlah tujuh. Sementara itu kosa kata yang mengacu pada sebuah hubungan yang akan berakhir atau berpisah yaitu saling bersepunggung, beranjakpisah, dan suatu waktu. Jumlah kosa kata yang mengacu pada suatu perpisahan lebih banyak dari pada kosa kata yang menunjukan akan adanya suatu hubungan yang akan menyatu bahkan tidak ada sama sekali.
Kini sampailah kita pada bagian terakhir adari analisis sajak “Perpisahan” ini, yang menampilkan komunikasi dalam puisi. Di sini narator menggambarkan langsung tokoh dalam puisi tersebut dalam mengemukakan isi puisi ini. Frasa “selamanya aku adalah angin bagi kau” merupakan gambaran yang menguatkan bahwa si narator benar-benar berbicara secara langsung kepada narrator yang lain, yaitu “aku”. Di bagian akhir dari puisi ini semakin menguatkan bahwa sinarator ini memang terdiri hanya dari dua orang yaitu kau dan aku, dimana si aku sangat jelas mengatakan perpiasahannya dengan si kau yang sangat berat untuk ia lakukan kareana ia masih begitu saying pada si kau, namun apalah daya si aku tidak selamanya bias bersama si kau dan ia juga tidak menjamin bias menjaga si kau selamanya, baik itu dari segi marabahaya ataupun juga dari godaan orang lain.
Setelah melihat interpretasi secara tekstual, marilah kita lihat keseluruhan sajak ini dalam kehidupan sehari-hari. Orang selalu mengaggap bahwa puisi adalah karya sastra yang khsusus, tidak seperti novel dan cerpen, yang menggambarkan kehidupan sehari-sehari. Bila kita mendalami sajak diatas, maka akan terasa bahwa beberapa baris puisi ini justru menampilkan cuplikan kehidupan secara intens. Sajak ini mengemukakan topik tentang perpisahan. Penggambaran perpisahan dalam puisi dikemukakan di atas, gambarannya sangat jelas bahwa itu adalah sebuah puisi tentang sebuah perpisahan. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa puisi ini mengacu pada sepasang kekasih yang akan segera berpisah. Si aku dank au sangat jelas digambarkan dalam puisi ini bahwa mereka akan berpisah untuk waktu yang sangat lama bahkan mungkin mereka tak akan bertemu lagi.

0 komentar to “TELAAH SAJAK “PERPISAHAN” KARYA DEA ANUGRAH”

Posting Komentar

 

Jurnal Eka Mustika Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates